Rabu, 01 Juni 2022

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Reflek

           


                            

“Konsep Pembelajaran berdasarkan Ki Hadjar Dewantara”

            Pendidikan menjadi usaha dalam penuntunan segenap kekuatan kodrat yang dimiliki anak sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Dalam mendidik pendidik dituntut meberikan keselarasan dari berbagai pemikiran yang ada. Pengembangan yang terus dilakukan guru menjadi bentuk nayata sebagai pengajaran yang dapat menyelaraskan dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Proses yang tempat dan memiliki nilai yang dalam akan memberikan hasil masksimal terhadap siswa. Pendidik tidak hanya menjalankan tugas mengajar sebagai seremonial semata. Tetapi perlu adanya keadalaman nilai yang dapat diterima siswa dalam menapaki kehidupan. Tidak hanya terkait materi yang diajarkan tetapi nilai-nilai yang tekandung dalam kehidupan. Mulai dari budaya, dana kesinambungan kehidupan. Pemikiran Bapak Pendidikan nasional ini memiliki pemikiran yang sangat luas untuk dimaknai, pemikiranya tidak hanya dapat digunakan lampau dalam konteks pendidikan tradisional tetapi mampu menjadi tuntunan dimasa kini yang dengan berbagai perubahan baik dari seni budaya maupun sosial yang lebih kompleks. Oleh karenanya pemikiran KI Hadajar Dewantara harus selalu menajadi pegangan para pendidik dalam membentuk para peserta didik.

                                                     


            Ki Hadajar Dwantara berulang kali menegasakan apa yang disebut ‘Kemerdekaan dalam belajar”. Dari bernagai literatur gagasan ini bisa saja berawaal karena pria beranama soewardi Surjaningrat ini menolak bentuk peraktik Pendidikan yang mengandalakan kekerasan dan berjuang menyebarkan konsep Pendidikan ala “Taman Siswa”. Anak didik harus merasa merdeka, bukan lagi pendidik menginginkan siswanya menjadi hijau, kuning, ataupun merah, tetapi sudah sewajarnya siswa meilih sendiri warna yang ingin mereka pilih. Pendidik dapat menjadi pondasi atau pendorong bagi keinginan siswa dan mengembangkan bakat yang dimiliki siswanya.

                                                 

  1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1?

             


Selama ini dalam pembelajaran yang saya lakukan, melakukan setrategi dan program pembelajaran hanya sebagai seremonial semata tanpa memperhatikan apakah siswa paham dan mengerti nilai yang dimaksud atau tujuan yang ingin dicapai. Selain itu saya melakukan Pembelajaran satu arah, menyapaikan materi kepada siswa yang akhirnya siswa pasif terhadap mata pelajaran yang disampaikan. Pelaksanaan kurikulum menjadi paramaeter dalam keberhasilan pengajaran. Nilai menajadi satu-satunya tolak ukur siswa, tanpa melihat melihat minat dan bakat siswa.

  1. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 

                      


Saya mulai melakukan perubahan dengan belajar dua arah atau interaksi antar siswa. Melaksanakan kurikulum dengan memperhatikan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, memberikan kebasan pada siswa untuk mengmbangkan minat yang dimilki. Tidak hanya berorientasi pada nilai akademik. Mengajarkan ilmu sosial lainya agar siswa dapat mengikuti perkembangan dengan baik. Lebih memperhatikan siswa secara dalam dan menanamkan nilai KHD secara mendalam terhadap diri saya.

  1. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Saya akan menerapkan 6 pembelajaran dari Konsep Pendidikan Ki Hadajar Dewantara :

1)      Menerapkan Teori TRIKON

Pendidikan menjadi suatu proses untuk meberikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Upaya Pendidikan yang dapat dilakukan dengan Teori Trikon. Penanaman Nilai-nilai kebudayaan secara mendasar ditengah gempuran budaya barat.

2)      Menumbuhkan Daya Cipta (Kognitif), Daya Rasa (Afektif) dan Daya Karsa (Psikomotor)

Menumbuhkan tiga nilai tersebut tanpa mengkesampingkan satu nilai pun maka proses humanisasi atau memanusiakan manusia dalam Pendidikan akan tercapai. Mendidik manusia untuk mencapai kemanusiaan yang luhur tidak akan mudah goyah.

3)      Metode Sistem Among

Dengan metode asah, asih, asuh Pendidikan yang dilaksanakan lansung dalam berbagai tempat yang diberinama Tri Sentra dapat tercapainya tujuan Pendidikan menjadi tanggung jawab berasama.

4)      Membentuk Pribadi Yang Mandiri.

Membentuk pribadi yang mandiri dengan tiga indikator yaitu bisa berdiri sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, serta dapat mengatur dirinya. Dengan begitu seseorang dapat memiliki problem solving yang baik.

5)      Pendidikan Harus Relevan dengan Kehidupan

Konsep Pendidikan yang relevan dengan garis hidup guna mencerdaskan siswa serta mengangkat martabat bangsa. Memaksimalkan potensi siswa dengan membaur terhadap teknologi yang saat ini semakin berubah pesat. Teknologi dapat dijadikan Network dalam meningkatkan wawasan global.

6)      Pengembangan Pendidikan Selaras dengan Nilai Budaya.

Pengembangan Psendidikan harus selaras dengan nilai budaya untuk memperkuat dinamika Pendidikan sebagai penguat bangsa. KHD memandang jika misi Pendidikan niali budaya masyarakat timur lebih cocok digunakan. Maka taman siswa dibuat dengan pendekatan Momong, Among, dan Ngemong.  Jika system Pendidikan sesuai dengan budaya local, saya akan melakukan pembibimbingan serta mimpin dengan lembut untuk mengembangkan bakat, potensi dan karakteristik peserta didik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar