1) Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
KHD Sebagai bapak Pendidikan pada tahun 1992, mendidirikan perguruan
Nasional Tamansiswa (Nationaal
Onderwijs Instituut Tamansiswa). KHD mencetuskan asas-asas
Pendidikan yang biasa disebut dengan Patrap Triloka. Patrap Triloka ini berisi
tiga semboyan, Yaitu ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut
Wuri Handayani. Semboyan itu memiliki arti “Di depan memberi teladan”, “Di
tengah membangun Motivasi”, dan “Di belakang memberi dukungan”. Dalam Pratap
Triloka ini memiliki pengaruh yang dalam terhadap pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran.
Ing Ngarsa sung tuladha dapat diartikan memberikan pengaruh
nyata terhadap peran guru sebagai teladan di garis depan. Selaras dengan nilai
ini, Calon Guru Penggerak (CGP) hendaknya menjadi teladan dalam menerapkan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan tuntunan utama
seorang CGP adalah memegang teguh dalam pengambilan keputusan 4 Paradigma, 3
Prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Implementasis yang
nyata akan muncul pada nilai ini adalah tunbuhnya CGP yang mampu menggerakan
ekosistem ke arah lebih baik.
Ing madya mangun karsa,
dari nilai ini CGP harus mampu membangun motivasi diri dan orang lain untuk
melakukan pengambilan keputusam yang tepat. CGP dapat memberikan semangat
kepada orang lain untuk terus bergerak. CGP dapat saling berkolaboratif dengan
lingkungan dan guru lain.
Tut Wuri Handayani, pada
nilai ini CGP dapat memberikan dukungan pada lingkungan atau guru lain dalam
menjalankan tugasnya. CGP dapat menjadi pendukung lingkungan saat menghadapi
masalah dalam memutuskan pengambilan keputusan dengan tepat dalam ekosistem
Pendidikan. CGP dalam memberikan dukungan dapat berupa Ide, gagasan, dan
masukan dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu CGP juga dapat
menentukan opsi trilemma yaitu berupa ide kreatif yang muncul pada CGP.
2)
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan?
Setiap individu guru adalah penggerak, Guru penggerak
hanyalah setatus semata, Guru harusnya mmemiliki dasar nilai sebagai penggerak
setidaknya untuk diri sendiri. Sejak pertama seorang guru memilih profesinya ia
sudah memiliki nilai-nilai seorang pendidik. Dalam perjalanan nilai-nilai tadi
akan terarah termasuk dalam mengembangkan nilai-nilai yang sudah tertanam sejak
awal. Meskipun pada kenyataanya tidak semua dapat menerapkan nilai-nilainya
dengan baik.
Penngaruh pengambil keputusan seorang guru memiliki
dampak yang cukup besar. Dalam seorang guru inovatif dapat menjadi sebuah dasar
yang baik dalam menentukan Pengambilan keputusan. Nilai Kolaboratif ini dapat
digunakan dalam memiliah actor yang mampu mengatasi masalah tersebut dalam
penyelesaan pengambilan keputusan. Nilai Mandiri ini dapat menjadi inisiatif
seorang guru Penggerak dalam menentukan pengambilan keputusan seorang guru.
Nilai ini akan membuat seorang guru yang dapat berpikir cepat dan tepat dalam
menghadapi berbagai situasi dilema etika untuk pengambilan keputusan. Nilai
selanjutnya adalah nilai reflektif.
Nilai ini memiliki pengruh besar terhadap kemampuan seorang guru dalam
melakukan refleksi atas keputusan yang diambil. Dari nilai refleksi seorang
guru menjadi tahu benar tentang keputusannya yang tepat atau belum.
Muara
dari smeua nilai itu adalah berpihak pada murid. Nilai dalam guru ini akan mempengaruhi
sikap dalam menentukan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang terbaik
dengan mempertimbangankan kepentingan terbaik bagi murid. Nilai-nilai yang ada
menjadi sebuah dasar dan harus dipahami sebagai kesatuan utuh dalam diri guru,
terutama CGP. Hal tersebut tentu tidak lepas dari peran guru penggerak
pendamping dan fasilitator.
3)
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan
kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan
tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi
‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching sangat membantu dalam pengujian pengambilan
keputusan, disertai dengan peran pendamping dan fasilitator selama proses
pembelajaran merupakan hal baik bagi CGP untuk nantinya pendamping dan fasilitator
dapat menggali potensi diri dalam melakukan pengambilan dan pengujian keputusan
yang teapt. Dapat dialakukan dengan diskusi dua arah, hal-hal atau pernyataan
pengambil keputusan bisa dilakukan dengan baik. Sebagi contoh dari pengalamn
yang telah saya alami dimana pendamping membrikan arahan yang positif kepada
saya dalam menentukan pengambilan keputusan. Pertanyaan mulai dari kemanakah
hasil dari pengambilan keputusan itu bermuara apakah nantinya hasil keptusan
yang diambil bermuara pada murid atau hanya pada pemangku kepentingan.
4)
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari
aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
khususnya masalah dilema etika?
Dalam lingkungan sekolah untuk sebuah proses
Pendidikan, seorang guru penggerak dapat melihat dan memahami kebutuhan belajar
seorang murid dari postensi diri yang dimiliki seorang murid. Guru juga
dituntut dalam mengelola kopetensi social dan emosional yang dimiliki dalam
mengambi keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam mengambil keputusan
yang bertanggung jawab dan professional seorang pemimpin memerlukan kopetensi
social emosional serta kesadaran diri (self
awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness)
dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills).
Dalam mengambil keputusan pempin
tentu saja dituntut dalam keadaan sadar sepenuhnya (Mindfull) sadar akan
pilihan yang di pilih, serta konsekuensi aatau resiko yang menyertainya. Proses
pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk
menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena
tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para
pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan
dan keberpihakan pada anak didik .
5)
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah
moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Dalam
pembahasan studi kasus pada masalah moral etika berkaitan erat nilai-nilai yang
tertanam dalam seorang pendidik. Nilai moral dan etika adalah satu kesatuan
menjadi nilai yang terpatri pada seorang pendidik. Pembahasan studi kasus yang
focus pada moral dan etika menjadi Langkah awal seorang pendidik dalam
mengenali nilai-nilai diri. Melalui pembahasan studi kasus pendidik dapat
memulai dari mengekspolorasi nilai-nilai lainya dalam diri antara lain peduli
dan tanggung jawab. Dari dua nilai ini seorang guru penggerak dapat dengan
mudah mebedakan bujukan moral dan dilema etika. Dalam setudi kasus pengambilan
keputusan, seorang pendidik harus memahami terlebih dahulu perbedaan antara
bujukan moral dan dilemma etika.
Seorang guru
penggerak dapat mengidentifikasi terlebih dahulu, apakah studi kasus didalamnya
masuk pada benar vs benar atau benar vs salah. Jika studi kasus yang dialami
adalah benar vs benar, maka seorang guru penggerak dapat menetukan pengambilan
keputusan melalui paradigma yang ada dapat melalui 9 langkah pengujian
pengambilan keputusan.CGP harus mampu memberikan keputusan yang dapat membrikan
solusi untuk kedua belah pihak, mampu menemukan solusi yang sesuai yang kreatif
dan inovatif. Tetapi jika masalah yang terjadi adalah benar vs salah berarti
kasus tersebut merupakan bujukan moral maka seorang CGP harus menentukan secara
professional dan tegas.
6)
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Dalam
pengambilan keputusan yang tepat adalah keputusan yang berphiak pada semua
pihak, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dalam pengambilan keputusan.
Dalam pengambilan keptusan tenatunya bukan hal yang mudah bagi guru penggerak
ini menjadi tantangan tersulit untuk dihadapi. Membutuhkan berbagai upaya yang
sistematis dan terencana. Seorang guru penggerak harus terlebih dahulu Menyusun
perencanan pengambilan keputusan.
Tahap pertama
seorang guru penggerak adalah meneliti secara mendalam kasus yang
ada.selanjutnya adalah melakukan analisis berdasarkan paradigma, prinsip, dan
Langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Seorang pendidik harus memutuskan
keputusan yang tepat dalam sebuah kasus memalui analisisnya. Apabila tahap
terakhir, yaitu refleksi dirasa kurang tepat seorang guru penggerak dapat
merubah dan memilih solusi yang dirasa lebih tepat dari keputusan sebelumnya.
Atau menentukan dengan keputusan kreatif dari seorang guru penggerak.
Pengambilan keputusan yang tepat maka akan menghasilkan kondusivitas ekosistem
sekolah yang terjaga.
Hal ini terjadi
karena tidak adnaya konflik yang berkepanjangan setelah keputusan diambil.
Ekosistem sekolah pun tetap aman dan nyaman tanpa gejolak yang berarti melalui
keputusan yang diambil. Dan semua pihak diharapkan mampu menerima hasil dari
keputusan dengan lega dan terbuka.
7)
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda
untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika
ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Dalam melaksanakan Ide atau Program baru tentu saja
ada banyak rintangan dan tantangan. Dibeberapa waktu juga saat sebuah program
telah berjalan dengan baik tetap saja aka nada rintangan kecil yang
menghalanginya. Tetapi hal ini tentu saja akan teratasi dengan mudah jika
perencaan dilakukan dengan matang.
Tantang atau rintangan yang muncul akan menjadi pemacu
semangat bagi guru penggerak. Tantangan yang muncul dalam lingkungan saya
pemahaman terkait bujukan moral dan dilema etika masih rendah. Oleh karenanya
peran guru penggerak di lingkunganya sangat dibutuhkan untuk mensosialisasikan
dengan baik pada lingkunganya masing-masing. Mulai dari diseminasi dan teladan
yang baik dari guru penggerak. Guru penggerak dapat melakukan diseminasi dan
pelatihan kepada sejawat. Untuk menjadi teladan guru penggerak membiasakan diri
dengan menerapkan hal tersebut dalam pengembalian keputusan.
Tantangan selanjutnya dalam pengambilan keputusan
berdasarkan 3 Paradigma, 4 Prinsip, dan 9 langkah belum menjadi kesadaran untuk
menjadi budaya positif di lingkungan sekolah. Upaya dalam mingetasinya melalui
penerapan yang baik dalam diri seorang guru penggerak, sosialisasi kepada rekan
sejawat. Hal ini tentu saja untuk memunculkan kesamaan pemahaman dan kesadaran
untuk menerapkannya pada diri sendiri. Hingga pada akhirnya akan terus tumbuh
menjadi sebuah budaya positif di sekolah.
8)
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini
dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana
kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan memiliki pengaruh besar dalam
pengajaran yang memerdekaan murid. Dalam menggunakan pemebelajaran yang telah
didapat dari modul ini kita dapat mulai menerapkanya kepada murid. Pengambil
keputusan ini nantinya bermuara pada murid atau keberpihakan kita pada murid,
itu mengapa pengambilan keputusan sangat memiliki pengaruh yang besar kepada
murid. Keputusan-keptusan yang memiliki hubungannya dengan pembelajaran tentu
saja hal ini sangat mempengaruhi murid. Dan hasil keputusan kita harus bermuara
pada murid yang nantinya berdampak pada kemerdekaan murid.
Guru penggerak tentunya telah memahami modul ini
secara mendalam dari awal hingga akhir muali dari pengasahan potensi dan minat
bakat seorang murid. Masalah yang dihadapi antara murid satu dengan murid
lainya berbeda. Masalah satu dengan masalah lainya tentu saja berbeda. Oleh
karenanya dalam mengambil keputusan guru diharapkan menerapkan 9 langkah
pengambil keputusan hal ini akan membantu dalam mengambil keputusan terbaik untuk
memerdekaan murid dan melihat potensi yang dimiliki murid.
9)
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai seorang pemimpin yang telah dibekali
pengambilan keputusan melalui paradigma pengambil keputusan tentu saja dapat
menemukan solusi terabik dari setiap permasalahan yang dihadapi. Guru penggerak
yang memahami modul ini secara mendalam tentu saja dapat memutuskan keputusan
yang dapat menghantarkan seorang murid pada masa depan yang gemilang.
Pengambilan keputusan seorang guru penggerak harus bermuara pada murid hal ini
tentu saja memiliki pengaruh besar terhadap masa depan murid.
Muali dari identifikasi masalah yang terkjadi dari
benar vs benar atau benar vs salah mulai dari sini seorang guru dituntut bijak
dalam mengambil keptusan. Tetapi pemahaman modul 3.1 secara mendalam akan
memabntu seorang guru dalam memnentukan kesimpulan atau putusan yang nantinya
memiliki pengaruh yang besar pada masadepan murid.
10)
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari
pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Dari uraian pertanyaan dan jawaban diatas, kita dapat
memahami kesimpulan yang perlu ditanamkan pada jiwa seorang guru penggerak.
Yaitu dapat membuat sebuah keputusan yang sangat tepat atau paling tepat yang
nantinya memiliki pengaruh pada murid. Seorang pemimpin dituntut memmiliki
idenftifikasi dan Konklusi yang baik dalam menghadpi masalah atau permasalahan
yang muncul dalam lingkungan sekolah, seorang pemimpin tentu saja dalam
pengambilan keputusan harus bermuara pada murid atau berpihak pada murid.
Melalui pengetahuan modul 3.1 ini kita mempelajari
banyak ilmu baru yang nantinya mempermudah pemimpin dalam pengambilan keptusan
yang terbaik bagi lingkungan sekolah. Keputusan seorang pemimpin nantinya
memiliki pengaruh yang besar pada seorang murid. Untuk menghadirkan masa depan
yang gemilang untuk murid guru perlu mempertimbangkan diferendiasi dan social
emosional murid dalam pengambil keputusan. Tujuanya keputusan yang diambil
nantinya akan menghantarkan murid pada masa depan yang lebih gemilang. Dan
pengambil keputusan yang tepat nanti harus berpihak pada murid sesuai dengan
filosofi KHD yang telah kita pelajari di modul awal.
11)
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang
telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4
paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar
dugaan?
Pemahaman konsep modul 3.1 ini akhirnya seorang
pemimpin atau pemangku kepentinngan dapat membuat sebuah keputusan yang tepat
bagi murid. Masalah yang muncul dilingkungan sekolah pasti terdapat berbagai
masalag dengan berbagai tinjauan dari berbagai sisi. Oleh karenanya muncul 4
paradigma, 3 Prinsip, dan 9 Langkah untuk memutuskan sebuah masalah yang muncul
pada lingkungan sekolah. Dengan modul ini kita dipermudah mengidentifikasi
sebuah masalah yang nantinyamuncul.
Dalam mempelajari modul ini yang menurut saya di luar
dugaan adalah konsep Benar vs benar (Dilema Etika) dan Benar vs Salah (Bujukan
Moral) selama ini saya mengganggap setiap masalah ada;ah Benar vs benar
sehingga hal tersebut mempersulit saya dalam pengambilan keputusan diamana
keputusan saya nanti berbentur pada peraturan yang ada pada lingkungan sekolah.
Selain itu dalam pengambil keputusan adanya Opsi Trilema atau dimana seorang
pengambil keputusan mampu memunculkan solusi kreatif dalam memutuskan permasalahan
yang dihadapi.
12)
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana
pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Iyaa sebelum mempelajari modul ini saya pernah
dihadapkan dengan kasus moral dilemma tetapi pada waktu itu saya tidak tau
adalanya Dilema Etika atau Bujukan Moral sehingga dalam pengambilan keputusan
saya hanya berpihak pada rasa kasih sayang tanpa mempertimbangkan paradigma
yang ada dan prinsip pengambil keputusan yang baik.
Setelah saya mempelajari modul ini tentu saja
keputusan yang saya ambil mungkin saja akan berbeda karena saya mampu
mengidentifikasi masalah dengan baik. Dan menggunakan 9 Langkah pengambil
keputusan dan 3 prinsip pengambilan keputusan, saya dapat menerapkan 4
paradigma pengambil keputusan. Dengan itu saya akan sangat terbantu dalam
mengambil keputusan yang tepat.
13)
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda,
perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dari mempelajari modul ini saya dapat belajar banyak
dalam pengambilan kputusan. Saya tidak akan terjebab lagi pada ‘Bujukan Moral”
dan daya akan mebih tegas dalam menentukan pengambilan keputusan yang ada.
Selain itu cara pandang saya dalam menghadapi peramasalahan lebih luas. Saya
meninjau permasalahan yang ada dari berbagai sisi sehingga kesimpulan yang saya
ambil tidak merugikan pihak manapun. Saya juga dapat dengan cermaat dalam
mengambil keputusan untuk focus berpihak pada murid karena dari modul ini saya
belajar pentingnya konklusi seorang pemimpin dalam masa depan seseorang.
14)
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda
sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sebagai Seorang
Individu, dengan
mempelajari ini sebagai individu saya dapat mempelajari manajemen diri dalam
menghadapi permasalahan yang ada, meingkatkan integritas diri, dan saya belajar
dalam menghadapi permalahan yang muncul. Dari modul ini untuk diri saya, saying
mulai mengenal diri saya dalam menghadapi masalah yang saya hadapi. Mulai
meningkatkan pribadi dengan manajemem diri yang baik dan mampu mengatasi
persoalan yang muncul dengan baik dan tepat.
Sebagai Seorang
Pemimpn, modul ini
sebagai seorang pemimpin menjadi dasar seorang pemimpin dalam menhadapi
permasalahan yang muncul, dan dapat menemukan keputusan yang tepat bagi semua
elemen yang berkaitan. Untuk seorang pemipin yang perlu menemukan solusi yang
invotaif dan kreatif modul ini dapat menjadi tuntunan utama seorang pemimpin
menghadapi permasalahan yang muncul dilingkungan. Dapat melihat persoalan
secara luas dan mengidentifikasi secara dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar